Pada tanggal 18 April 2015, ada sesuatu yang berbeda di Marie Kamphuisborg, Zernike. Panggung di dekorasi indah dengan berbagai symbol kelautan, puluhan gadis cantik hilir mudik mengenakan busana adat dari berbagai suku di Indonesia, dan beberapa pelajar dari Indonesia hilir mudik mengatur panggung, lighting dan kursi. Ya, hari itu Persatuan Pelajar Indonesia di Groningen sedang mempunyai hajatan besar yaitu Indonesian Day and Dinner 2015.
Indonesian Day and Dinner 2015, merupakan kegiatan tahunan yang di tujukan untuk mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia di kancah internasional khususnya di Groningen. Selain untuk melakukan promosi budaya, kegiatan ini juga merupakan ajang untuk memperkuat tali persaudaraan antara sesama warga Indonesia di Groningen.
Tema yang diambil untuk Indonesian Day and Dinner 2015 adalah Indonesia as the Maritime Country, sehingga menu makan malam dan pertunjukan seni dan dekorasi di desain untuk menggambarkan kondisi Indonesia sebagai Negara Maritim. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar kedua di dunia yaitu dengan jumlah pulau 13,142 dan lebih dari 3000 suku mendiami kepulauan tersebut. Jumlah area yang merupakan air adalah 93,000 km2 serta mempunyai panjang pantai 81,000 km2. Di dukung oleh potensi maritim yang besar di sektor pariwisata, perikanan, dan kelautan Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam industry maritime di dunia.
Kegiatan terdiri dari 2 sesi yaitu sesi siang (pukul 11:00 s.d 16:00 CET), dan sesi malam (pukul 17:30 s.d 21:00). Pada sesi siang, PPIG mempersembahkan Food Bazar, Cultural Performance, Workshop Membatik, Workshop Memasak dan foto booth. Sesi ini dihadiri 255 peserta yang terdiri dari sepuluh peserta workshop memasak, enam peserta workshop membatik serta 239 pengunjung bazar dan panitia. Pada acara siang, tim Kesenian PPIG menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya melalui tari tani, tari japin, angklung anak PPIG, pencak silat, diskusi workshop membatik, fashion show anak dan band akustik PPIG. Sedangkan untuk food bazar, panitia menjual aneka makanan tradisional Indonesia seperti satay ayam dan sapi serta lontong, siomay bandung, nasi kucing Jogjakarta, tempe dan tahu penyet Jawa Tengah, baso malang, empek empek Palembang, es teller, dan martabak telur.
Pada sesi malam, PPIG mengadakan jamuan makan malam (fine dining) dan cultural art performance. Kegiatan ini 125 tamu makan malam dan 105 anggota PPI Groningen yang bertindak sebagai panitia dan performer. Sebagai tamu VIP, hadir pada kesempatan tersebut, Kuasa Ad Interim Kedutaaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Bapak Ibnu Wahyutomo; Atase Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Bapak Bambang Hari Wibisono; Wakil President Hanzehogheschool, Han de Router, Direktur SINGA University of Groningen, Ronald Holzhacker; Professor Sociology University of Groningen, Rafale Wittek beserta istri; President Indonesian-Netherlands Youth Societies, Timothy van de Wal; Sekjen PPI Belanda, Hapsari Cinantya Putri; dan Coordinator International Service Desk University of Groningen; Coordinator International Student Office Hanzehogheschool, serta Tim Zwaagstra. Hadir juga pada kesempatan tersebut tamu dari berbagai Negara seperti Belanda, Turki, Iran, Bahrain, India, Vietnam, Maroko, Perancis, Spanyol dan UK. Pada kesempatan tersebut tim Kesenian PPIG menampilkan tari bajidor kahot dan tari ngarojeng dari Batavia, tari jaipong dari Jawa Barat, angklung dewasa PPIG, Paduan Suara PPIG, dan tari Indang dari Sumatera Barat. Acara di pandu oleh Wangi Arasya, mahasiwa bachelor di Hanzehogheschool dan Arie P Ernesto, mahasiswa S3 di University of Groningen. Sedangkan untuk makan malam, menu dibuka dengan keripik pisang dan wedang jahe dilanjutkan menu utama yaitu nasi bakar jamur, sambal dabu dabu, ayam woku balanga, ikan bakar kecap, perkedel jagung dan tumis kacang panjang dengan temped an ditutup dengan es dawet dan kue sagon.
Kegiatan berjalan dengan sukses tanpa hambatan yang berarti. Hal tersebut karena dukungan semua pihak terutama dari KBRI, Hanzehogheschool, Rijkuniversiteit of Groningen dan Toko Melati. Para tamu angkat topi untuk panitia acara terdiri dari seluruh pelajar Indonesia di Groningen baik tingkat SMA, S1, S2 maupun S3 didukung oleh warga Indonesia senior di Groningen serta para pendukung. Kegiatan tersebut di liput oleh Net10
Pada kesempatan acara malam Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda menyampaikan apresiasinya yang sangat tinggi atas penyelenggaraan kegiatan Indonesian Day and Dinner serta menyatakan kesetujuannya atas pengambilan tema Indonesia as the Maritime Country sangat tepat dengan kondisi saat ini. Pada akhir katanya, Dubes RI untuk kerajaan Belanda menyampaikan kekagumannya atas kesolidan pelajar Indonesia di Groningen. Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan tidak ada kendala yang berarti. Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan yang tidak akan dicapai tanpa kerjasama yang solid dan dukungan dari semua pihak.
Groningen, 22 April 2015