Pada tanggal 30 November 2019, PPI Groningen kembali mengadakan sebuah acara yang bernama, “Indonesian Science Café” yang bertempat di De Plutozaal. “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”-Tan Malaka. Ungkapan ini cukup menggambarkan dengan singkat tujuan dari acara yang diselenggarakan oleh PPI Groningen pada Sabtu, 30 November. Acara ini juga bertujuan untuk mengajak anak muda Indonesia di Belanda yang merupakan generasi penerus bangsa untuk peduli terhadap apa yang sedang terjadi di Indonesia. Serangkaian Acara ini banyak membahas mengenai Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, dibuka dengan presentasi dari pembicara pertama yaitu, Amak Muhamad Yaqoub, yang bergelar Doctoral Economics and Business. Beliau membawakan presentasi yang bertemakan, “Menatap BUMN di era kabinet Indonesia Maju”. Beliau memilih BUMN sebagai tema dikarenakan BUMN memiliki kontribusi yang sangat besar untuk Indonesia, hal ini dapat dilihat dari APBN yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan BUMN yaitu 10%. Presentasi Amak diakhiri dengan tiga pertanyaan besar yaitu, Apakah BUMN butuh dikontrol atau butuh diprivatisasi oleh pemerintah? Apakah harus mengikuti aturan negara Indonesia atau negara lain? Bagaimana seharusnya penunjukkan anggota BUMN?
Acara pun dilanjutkan oleh pembicara kedua yaitu Tommy Patrio Sorongan yang merupakan seorang mahasiswa bachelor jurusan International Business dengan topik, “Oposisi dan demokrasi di Indonesia”. Di dalam presentasinya, Beliau membahas mengenai konsep oposisi di dalam struktur pemerintahan Indonesia. Beliau juga menegaskan bahwa konsep posisi berbeda dengan pertarungan politik. Presentasi dari Tommy pun kembali diakhiri dengan satu pertanyaan besar, “Apakah dengan bergabungnya partai oposisi kepada pemerintah berdampak buruk bagi demokrasi?”
Ketika diskusi dimulai, tidak disangka-sangka bahwa babak diskusi ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para hadirin. Beberapa hadirin mulai menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan topik yang dibawakan oleh kedua pembicara sebelumnya dan juga beberapa memberikan tanggapan ataupun pendapat mereka mengenai topik yang sedang diperbincangkan.
Acara pun dilanjutkan dengan presentasi dari dua pembicara lainnya, yaitu Zerry Yudisetyo dan Niken Astiningrum yang merupakan mahasiswa master di dalam bidang hukum. Zerry mengangkat topik mengenai “Tiga pilar system hukum yaitu, Law making Process, Legal Product, and Law Enforcement.” Sedangkan, Niken membahas mengenai “Penegakan hukum dan demokrasi”. Topik yang dibicarakan kedua pembicara ini mengundang banyak tanggapan dan pertanyaan dari para hadirin di sesi tanya-jawab atau diskusi.
Acara pun diakhiri dengan penyerahan sertifikat oleh ketua PPI 2019/2020 yaitu Ajie Mahar Muhammad kepada ke-empat pembicara. Acara Indonesian Science Café berjalan dengan sangat baik, hal ini pun tidak luput dari partisipasi yang telah diberikan warga Indonesia di Groningen. Oleh karena itu, atas partisipasi dan kehadirannya di dalam acara ini, kami selaku tim dari PPI Groningen 2019/2020 mengucapkan terimakasih. Acara ini pun diselenggarakan bukan tanpa tujuan, tetapi dengan tujuan bahwa meskipun kita yang merupakan warga Indonesia menjunjung pendidikan sangat jauh dari rumah, tetapi kita harus tetap peduli tentang keadaan dan situasi yang sedang terjadi di rumah kita yaitu tempat di mana pertama kali kaki kita dipijakkan, Indonesia. Oleh karena itu, kami harap untuk bertemu anda di acara-acara PPI selanjutnya!
Ditulis oleh: Chelsea Abigail (Tim Publikasi PPI Groningen 2019/2020)