Leuwardeen, ibu kota Friesland yang terletak bahkan lebih utara dari Groningen. Walaupun letaknya lebih utara, ternyata orang Indonesia yang menuntut ilmu di sini jumlahnya tidak kalah banyak dengan kota – kota yang lain.
Pada hari Minggu yang lalu (23/02/2014), saya mengunjungi kota ini pertama kalinya untuk menghadiri acara Kopi Darat Leuwardeen dan Lingkar Inspirasi Leuwardeen di Bibliotheek Leuwardeen. Ternyata hari itu adalah kunjungan Ibu Dubes Retno Marsudi yang pertama kalinya juga.
“Hari ini akhirnya rekor terpecahkan, KBRI mengunjungi Leuwarden,” ucapnya sebelum memulai.
Beliau datang ditemani dengan Pak Atdikbud untuk membahas Energy and Environmental Cooperation between Indonesia and The Netherlands, and Diaspora Collaboration.
Hubungan bilateral antara Indonesia – Belanda
Setiap hubungan bilateral antar Indonesia dan negara lain mempunyai Kemitraan Komprehensif yang berbeda- beda. Untuk Indonesia – Belanda, dengan dilandasi rasa kepercayaan atau ‘trust’ yang krusial, kita mempunyai perjanjian ‘5 + 6’. 5 + 6 ini melambangkan bidang yang diprioritaskan; perdagangan investasi, infrastruktur dan logistik, pengelolaan sumber daya air, ketahanan pangan, dan pendidikan. Lalu, +6 bidang lainnya adalah pariwisata, kesehatan, industri, energi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kerjasama trilateral. Di sini, pendidikan dan energi ditekankan karena menyangkut topik pembicaraan.
Perlu diketahui bahwa relasi Indonesia – Belanda sudah ada kemajuan yang signifikan. Dengan stabilnya ekonomi kita saat ini, relasi donor – resipien sudah digantikan menjadi relasi trilateral yang dapat membawa baik untuk banyak pihak.
Indonesia mempunyai beberapa langkah tindak lanjut menjawab Perjanjian Kemitraan Komprehensif tersebut dalam perihal pendidikan dan energi. Salah satunya menyangkut APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya) yang akan diperluas, di mana ada penandatanganan joint venture. Lalu, peneliti – peneliti asal Belanda dan Indonesia bekerja sama menyelesaikan blue print National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) – disebut juga giant seawall, sebuah tanggul raksasa di Jakarta Utara untuk mengatasi banjir yang datang dari laut. Tanggul ini juga direncanakan untuk menambah kawasan sekaligus sebagai tempat pengolahan air bersih.
Penandatangan industri pertahanan yang menyinggung edukasi juga termasuk langkah tindak lanjut. Pertahanan yang dimaksud adalah perlindungan terhadap software, universitas, dan peacekeeping. Ternyata Indonesia adalah salah satu negara dengan International Peacekeepers yang terbanyak (sekitar 600). Hal lainnya menyangkut pembelian kapal dari Belanda di mana perakitan akan dilaksanakan di Indonesia sehingga kita juga mendapat ilmu dari itu.
Isi dari ucapan beliau masih sangat banyak, dan tentunya bisa disimak di sini; http://www.youtube.com/watch?v=re5-VtJFE7U&feature=youtu.be
Pesan dari Ibu Dubes Kita
Pesan dari Ibu Dubes untuk kita semua adalah “Mari kita promosikan Indonesia”, melihat semua tindak lanjut tersebut, Ibu Dubes memang sangat benar. Mari kita perlihatkan Indonesia yang maju dan baru, bukan mengomongkan jeleknya Indonesia kepada teman – teman kita di Belanda perihal korupsi, kriminalitas, dan yang lain – lain. Ibu Dubes juga mengatakan bahwa ke depannya mahasiswa berpotensi menjadi orang – orang yang menjembatani hubungan bilateral dan trilateral Indonesia. Jadi, ayo kita promosikan Indonesia! (Natasha Witto)