Ngopi Cantik – “Reformasi Birokrasi dan Pemuda”

Dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda, PPI Groningen menggelar talk show ‘Ngopi Cantik’ bertajuk “Reformasi Birokrasi dan Pemuda” pada hari Selasa, 28 Oktober 2015, bertempat di ruang serbaguna Plutozaal, Groningen. ‘Ngopi Cantik’atau Ngobrol Pintar Canda Apik merupakan program baru PPI-Groningen kepengurusan 2015/2016 yang dikemas dengan pendekatan semi formal dan dimaksudkan untuk memberikan wadah berdiskusi dengan…

Diskusi 17 Agustus 2010

G una menyambut HUT ke-65 kemerdekaan Indonesia, sekitar 80 mahasiswa Indonesia di Kota Groningen dan para diplomat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kerajaan Belanda menghadiri diskusi mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, Selasa (17/8) waktu setempat. Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Junus Effendi Habibie dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya nasionalisme dan peran kaum terpelajar untuk…

For your own good: Ulasan film Singapura “I not stupid”

Film ini bercerita tentang tiga anak berumur sekitar 10 tahun dalam sebuah sekolah single-sex di Singapura. Ceritanya dikemas dengan cerdas: alurnya logis dan kocak, pesannya padat dan bermutu. Ga heran dia bisa menang beberapa kategori dalam Festival Film Internasional. Berikut ini komentar saya terhadap film “I not stupid”. Silakan ditambahkan atau dikurangi kalau ada yang punya pendapat lain ya.

Setiap anak unik karena setiap keluarga juga unik
Tiga sahabat yang jadi tokoh film tersebut punya karakter yang unik, sangat erat kaitannya dengan latar belakang keluarganya. Boon Hock yang bukan hanya paling “pintar” tapi juga cool datang dari keluarga sederhana yang jualan makanan. Sehari-harinya dia dibiasakan bekerja di warung orang tuanya dan mengasuh adiknya. Walhasil, sifatnya juga satria (ga bergitar) dan cerdas secara intelektual dan emosi (angkanya 92/100). Terry datang dari keluarga super kaya, kecerdasan intelektualnya rata-rata (65/100). Terry adalah sosok anak yang super patuh dan selalu dikuliahi ibunya untuk tidak ikut campur .. “it’s not your business”. Walhasil, menjelmalah Terry menjadi anak pengecut dan cengeng. Kok Pin, dialah yang “stupid” dalam ukuran mainstream pendidikan Singapura. Angkanya yang selalu rendah bikin ibunya merasa tergelitik untuk ikut saran teman sekantornya: “rotan bisa mendongkrak kemampuan anak2”. Begitulah, Kok Pien akhirnya harus dipecut ibunya, itupun tetap tidak membantunya (nilainya 51/100). Ini karena bakat Kok Pien bukan pada ilmu mainstream (Bahasa Inggeris, Matematika, Science) tetapi justru karena bakatnya sebenarnya pada bidang seni yaitu melukis. Keluarga Kok Pien adalah middle class Singapura yang harus berjuang untuk tetap berada di wilayah middle class yang penuh persaingan. Kok Pien sendiri begitu stress dengan nilainya sehingga sempat berniat bunuh diri.

Movie Review 'I NOT STUPID' dan Social Gathering

Benarkah kesuksesan seseorang ditentukan oleh nilai akademisnya?
Benarkah kepandaian seorang siswa dapat diukur dari nilai matematikanya?
Apakah kata ‘pandai’ dan ‘bodoh’ benar-benar eksis di dunia pendidikan?
Apakah memarahi dan menghukum anak yang dicap ‘tidak pandai’ di sekolah dapat dibenarkan?
Apa bedanya bersekolah di Singapura dan di Indonesia?
? ? ?

Pengurus PPI Groningen 2006/2007 telah mengadakan acara ‘Movie Review and Social Gathering’ bersama rekan-rekan pelajar Indonesia di Groningen untuk turut berperan serta menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Acara ini diselenggarakan pada:

Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Maret 2007
Jam : 11.00 – selesai
Tempat : Kediaman Keluarga Manurung, Kleine Sophiastraat No. 9 Groningen