PPI Groningen bekerja sama dengan KBRI Den Haag menyelenggarakan kegiatan Jabat Erat Indonesia (JEI) 2016 pada hari Sabtu, 20 Februari 2016. JEI tahun ini mengambil tema “ Sinergi diaspora untuk masyarakat resilien Indonesia”.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar pelajar indonesia dan warga senior Indonesia di Groningen, namun juga menjadi media penyampaian informasi penting terkait isu pendidikan, kekonsuleran dan imigrasi dari KBRI. JEI 2016 dihadiri oleh 125 orang peserta dan 21 pengisi acara, sebagian terdaftar untuk lapor diri.
JEI 2016 menjadi momen penting karena pada kesempatan ini untuk pertama kalinya Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LPBP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Bapak H. E I Gusti Agung Wesaka Puja, menyapa warga Groningen setelah 5 hari sebelumnya tiba di Belanda. Selain itu, JEI juga menjadi momen launching Aplikasi Lapor Diri Kita (ALDITA) oleh Bapak Duta Besar.
Acara JEI 2016 terdiri dari dua sesi, sesi pertama talkshow dengan tema “Menjadi pembelajar sukses berkarakter resilien” dan sesi kedua talkshow seminar kekonsuleran tentang isu pendidikan, kekonsuleran dan imigrasi dari KBRI sekaligus acara spesial perkenalan Duta Besar LPBP RI dan launching ALDITA.
Talkshow ‘Menjadi Pembelajar Sukses Berkarakter Resilien’ dan Penampilan Seni
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan penampilan tari Jaipong, penyampaian agenda acara dari ketua panitia JEI 2016, Prayoga Permana beserta sambutan dari ketua PPI Groningen, Rosewitha Irawaty.
Sesuai dengan tema JEI 2016, sesi pertama dimoderatori oleh Ali Syariati dengan narasumber empat pembelajar di Groningen : dr. Mahendra Sampurna, Sp.A menyampaikan tentang bagaimana menjaga kesehatan di Belanda, Mackenzie Hadie, PhD memaparkan menapak mimpi menuju karir di organisasi bertaraf internasional, Nathasa Witto berbagi pengalaman menyeimbangkan prestasi akademik dan organisasi di Negara Belanda, dan Didik Setiawan menyampaikan seluk beluk asuransi kesehatan di Belanda. Peserta antusias mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab yang berkaitan dengan pemaparan para narasumber.
Sebelum memasuki sesi dua, peserta disuguhi pertunjukan seni Pencak Silat dari warga diaspora Indonesia di Belanda, dilanjutkan dengan penampilan Reyhan Naufal atau yang dikenal populer dengan Rayharp, pemain harmonika muda berprestasi se Asia-Pasifik. Lidah seluruh peserta juga dimanjakan dengan santap siang bersama dengan menu makanan khas Banjarmasin, Nasi Samin.
Perkenalan Dubes RI dan Launching Aplikasi ALDITA
Sesi kedua diawali dengan perkenalan Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda. Bapak Dubes menyampaikan apresiasi terhadap PPIG dan panitia atas penyelenggaraan JEI 2016. Dalam sambutan beliau juga menyampaikan rasa senang dan bangga terhadap kegiatan perhimpunan pelajar Indonesia Groningen dan beliau sudah mengetahui kegiatan – kegiatan spektakuler PPIG dari pendahulu beliau, Ibu Retno LP Marsudi yang saat ini menjabat sebagi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
Beliau berpesan agar pelajar Indonesia di Belanda dapat menyelesaikan studi dengan baik dan bersedia kembali ke tanah air untuk berkontribusi nyata bagi Indonesia di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Beliau berharap terjalin komunikasi yang baik antara pelajar dan warga Indonesia di Belanda dengan KBRI dan beliau dan seluruh jajaran KBRI Den Haag membuka pintu selebar – lebarnya untuk melindungi dan melayani seluruh warga Indonesia di Belanda.
Pada kesempatan ini Bapak Duta Besar juga me-launching software Aplikasi Lapor Diri Kita (ALDITA) yang dapat diunduh gratis di ponsel pintar berbasis iOS dan android, yang diikuti dengan sign up bersama aplikasi ALDITA. Beliau juga menyampaikan bahwa aplikasi yang memudahkan mahasiswa Indonesia yang tinggal di Negara Belanda untuk melaporkan kedatangan dan kepulangannya serta mendapatkan berita-berita dan pesan-pesan dari KBRI Den Haag. ALDITA dengan slogan “mempertahankan legalitas dan mengurangi kompleksitas”.
Seminar Kekonsuleran oleh KBRI Den Haag
Selanjutnya isu – isu terkait pendidikan, imigrasi dan kekonsukeran dan disampaikan langsung oleh Atase Pendidikan, Atase Imigrasi dan koordinator kekonsuleran. Pada bidang pendidikan, Bapak Bambang Hari Wibisono selaku atase Pendidikan menyampaikan tentang pentingnya legalisasi ijazah yang perlu dilakukan di DUO Groningen, Kemenlu Belanda dan KBRI sebelum kembali di Indonesia, juga informasi terkait dengan SPPD dan DP3 bagi PNS. Beliau juga menyampaikan untuk pendidikan di bidang medis, perlu diperhatikan dan ditanyakan langsung kepada pihak Kolegium dan Konsil Kedokteran Indonesia mengenai status ijazah / sertifikat pendidikan klinis yang dilaksanakan di Belanda.
Bapak Erwin Wantania, atase Imigrasi KBRI menekankan pentingnya lapor diri dan melaporkan kepulangan sebagaimana diamanatkan undang – undang. Diharapkan dengan adanya aplikasi ALDITA, pelayanan dan pencatatan pelajar dan warga Indonesia yang berada di Belanda dapat terekam secara sistematis, sehingga mempermudah KBRI untuk melacak dan mengkalkulasi, serta juga mempermudah dalam penyimpanan database.
Koordinator Fungsi Konsuler dan Protokoler, yang diwakili oleh Ibu Dewi Avilia menyampaikan peran konsuler yang mencakup civil register, imigrasi, perlindungan, transfer of legal document, legalisasi dokumen dengan menjaga hak sipil. Antusiasme peserta kali ini ditunjukkan dengan para narasumber yang dibanjiri pertanyaan dari peserta terkait dengan isu-isu yang disampaikan.
Acara ditutup dengan flashmob seluruh panitia dan peserta dengan Tarian Sajojo, diikuti oleh Bapak Dubes RI dan Atase Pendidikan. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berfoto bersama Bapak Dubes RI.