Pentingnya Deteksi Dini Kanker, Jangan sampai Terlambat!
Kanker menjadi salah satu penyebab kematian paling utama di dunia. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2020 hampir 10 juta orang meninggal akibat kanker (WHO, 2020). Di Indonesia kanker menjadi salah satu penyakit yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia dan menghabiskan banyak anggaran negara. Menurut Globocan (2020), jumlah kasus kanker baru di Indonesia pada tahun 2020 adalah 396.914 dimana 234.511 orang meninggal karenanya. Penyakit kanker di Indonesia menempati urutan ke 8 tertinggi di Asia Tenggara dan urutan ke 23 di Asia (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Jenis kanker yang yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia adalah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru (Globocan, 2020). Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus pada tahun 2020 dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat (Globocan, 2020).
Di Indonesia penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang sangat sulit ditangani dan memiliki tingkat kesembuhan yang sangat rendah. Beberapa faktor misalnya seperti rendahnya efektifitas pengobatan kanker, fasilitas yang tidak merata, teknologi diagnosis yang tidak memadai, dan opsi pengobatan yang terbatas menjadi beberapa penyebab sulitnya penanganan kanker di Indonesia.
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan penderita kanker adalah deteksi dini. Penyakit kanker jika berhasil dideteksi lebih dini dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien (survival rate) hingga lebih dari 3 kali lipat lebih tinggi (Wickenden, 2015). Berdasarkan data hasil penelitian yang dipublikasi oleh Cancer Research UK (2015), penyakit kanker yang dideteksi pada stadium 1 dan 2 dapat memiliki tingkat kesembuhan hingga 81%, sementara diagnosa pada stadium lanjut (stadium 3 dan 4) hanya memiliki 26% tingkat kesembuhan. Kelangsungan hidup penderita kanker bahkan mencapai 91% jika dideteksi pada stadium 1 dan hanya 5% pada stadium 4. Penelitian ini melibatkan 8 tipe kanker yang berbeda yaitu kanker payudara, serviks, kulit, ovarium, testis, rahim, usus, dan kandung kemih (Wickenden, 2015).
Menurut WHO (2022), terdapat 2 komponen utama deteksi dini kanker yaitu diagnosis dini (early diagnosis) dan screening. Early diagnosis (diagnosis dini) adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengenali gejala awal kanker yang dilakukan sedini mungkin sebelum kanker menjadi ganas (malignant). Diagnosis dini dilakukan untuk mendeteksi pasien bergejala seawal mungkin sehingga penanganan dapat segera dilakukan. Sementara screeningadalah pendekatan yang dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda awal yang mengarah ke kanker pada orang sehat. Screening biasanya dilakukan secara besar-besaran dengan melibatkan banyak orang sehat pada sebuah populasi (WHO, 2022).
Bertepatan dengan hari kanker sedunia (4 Februari 2022), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendorong pentingnya deteksi dini kanker. Deteksi dini dapat menurunkan angka kematian akibat kanker dan menurunkan beban pembiayaan BPJS. Pengobatan pasien kanker yang terlambat didiagnosis bisa sangat tinggi sehingga dapat membebani pasien atau anggaran pemerintah. Menurut Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Elvida Sariwati, 70% kasus kanker di Indonesia dideteksi pada tahap lanjut dan sangat menghabiskan anggaran negara (Widyawati, 2022). Tercatat pada periode 2019-2020, BPJS telah mengeluarkan 7,6 triliun rupiah untuk menangani penyakit kanker (Widyawati, 2022). Padahal, penanganan kanker pada stadium awal, selain dapat menyelamatkan hidup pasien, juga dapat menekan biaya pengobatan hingga 2-4 kali lipat lebih murah (WHO, 2017).
Menurut WHO (2022), terdapat beberapa faktor yang menghambat keberhasilan deteksi dini kanker. Faktor-faktor ini termasuk rendahnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya deteksi dini, pengetahuan tenaga medis yang masih rendah terkait gejala awal kanker dan tindak lanjut diagnosis yang memadai, rendahnya aksesibilitas, mahalnya biaya pemeriksaan, rendahnya kualitas diagnosis, faktor sosial dan geografi, hingga masalah psikososial yang menghambat pasien untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan deteksi dini kanker adalah dengan mendorong kesadaran masyarakat melalui edukasi dan pengadaan program deteksi dini secara masif yang dilakukan oleh pemerintah. Inisiatif dari pemerintah dan masyarakat harus ditingkatkan agar kanker dapat lebih mudah ditangani. Edukasi mengenai pentingnya deteksi dini dapat dilakukan tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga oleh berbagai elemen masyarakat seperti lembaga non-profit, klinisi, pekerja di bidang medis, peneliti ataupun kelompok masyarakat lainnya yang memiliki kesadaran lebih terhadap isu ini. Edukasi juga harus dilakukan secara merata di seluruh wilayah mengingat kasus kanker tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Di Indonesia deteksi dini telah menjadi salah satu dari 3 pilar strategi nasional penanggulangan kanker khususnya kanker payudara. Meskipun demikian, pengaplikasiannya masih harus terus ditingkatkan agar manfaat yang didapat lebih optimal. Di beberapa negara, deteksi dini kanker telah menjadi program nasional yang dijalankan oleh pemerintahnya. Di Inggris dan Belanda, screening kanker payudara, kanker serviks dan kanker kolorektal/ kanker usus telah secara rutin dilakukan oleh pemerintah. Sebagai contoh, keberhasilan pengaplikasian deteksi dini kanker dapat dilihat pada program yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Pada tahun 2019 pemerintah Belanda telah berhasil melakukan screening pada lebih dari 1,5 juta masyarakatnya. Diantaranya 3.086 orang dideteksi memiliki kanker kolorektal dan 18.054 orang memiliki advanced adenoma yang merupakan tanda awal dari munculnya kanker usus. Dengan demikian lebih dari 21.000 orang Belanda yang pada mulanya mengira tidak memiliki kankerdapat ditangani lebih awal sehingga meningkatkan peluang kesembuhan dan tingkat kesehatan masyarakat(Integraal Kankercentrum Nederland, 2019).
Impementasi program deteksi dini dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan penyakit kanker di Indonesia. Selain dapat menyelamatkan nyawa lebih banyak penderita, deteksi dini juga dapat menurunkan anggaran pemerintah untuk penanganan kanker. Dengan demikian, deteksi dini kanker dapat menjadi salah satu solusi efektif guna mengatasi permasalahan kanker di Indonesia.
Daftar Pustaka:
Globocan (2020). Indonesia, Source: Globocan 2020. Retrieved from https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf
Integraal Kankercentrum Nederland (2019). Cancer screening. Retrieved from https://iknl.nl/en/screening
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019, January 2019). Penyakit Kanker di Indonesia Berada Pada Urutan 8 di Asia Tenggara dan Urutan 23 di Asia. Retrieved from http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-kanker-di-indonesia-berada-pada-urutan-8-di-asia-tenggara-dan-urutan-23-di-asia/
Wickenden, M. (2015, August 10). Five reasons the UK must diagnose cancer earlier – and four ways to do it. Retrieved from https://news.cancerresearchuk.org/2015/08/10/five-reasons-the-uk-must-diagnose-cancer-earlier-and-four-ways-to-do-it/
Widyawati (2022, February 9). Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan. Retrieved from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220202/1639254/kanker-payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan/
World Health Organization (2017, February 3). Early cancer diagnosis saves lives, cuts treatment costs. Retrieved from https://www.who.int/news/item/03-02-2017-early-cancer-diagnosis-saves-lives-cuts-treatment-costs
World Health Organization (2022) Barriers to early cancer diagnosis and treatment. Retrieved from https://www.euro.who.int/en/health-topics/noncommunicable-diseases/cancer/policy/screening-and-early-detection/barriers-to-early-cancer-diagnosis-and-treatment
World Health Organization (2022). Cancer. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer#:~:text=Cancer%20is%20a%20leading%20cause,and%20rectum%20and%20prostate%20cancers
World Health Organization (2022). Screening and early detection. Retrieved from https://www.euro.who.int/en/health-topics/noncommunicable-diseases/cancer/policy/screening-and-early-detection