Dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda, PPI Groningen menggelar talk show ‘Ngopi Cantik’ bertajuk “Reformasi Birokrasi dan Pemuda” pada hari Selasa, 28 Oktober 2015, bertempat di ruang serbaguna Plutozaal, Groningen.
‘Ngopi Cantik’atau Ngobrol Pintar Canda Apik merupakan program baru PPI-Groningen kepengurusan 2015/2016 yang dikemas dengan pendekatan semi formal dan dimaksudkan untuk memberikan wadah berdiskusi dengan jangkauan yang lebih luas dengan mengusung isu-isu terkini di tanah air.
Pada acara perdana Ngopi Cantik ini, dua pejabat dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) hadir sebagai narasumber dengan menampilkan paparan “Undang-undang Administrasi Pemerintahan (AP) dan Undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN), Reformasi Birokrasi dan Peran Pemuda”.
Materi disampaikan oleh Inspektur Utama Bappenas, Bapak Ir. Slamet Sudarsono, MPP dan Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan Perencanaan Bappenas, Bapak Dr. Ir. Yahya R. Hidayat, M.Sc. Turut hadir dan membuka acara, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda, Bapak Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono.
Dalam paparannya, Slamet Sudarsono menekankan bahwa UU UU ASN telah memberikan warna baru dalam manajemen birokrasi di Indonesia. Contohnya saat ini, rekrutmen untuk menduduki jabatan-jabatan tinggi telah dibuka dengan tujuan untuk mendapatkan kandidat-kandidat terbaik sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
Dalam kaitannya dengan isu reformasi aparatur sipil negara, Groningen memiliki karakteristik istimewa. Dikenal sebagai kota dengan jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak di Belanda, lebih dari separuhnya menempuh jenjang studi magister dan doktoral. Sebagian merupakan aparatur sipil negara yang sedang menjalankan tugas belajar baik dengan biaya pemerintah Indonesia maupun eksternal. Harapan terbersit agar kelak alumnus Groningen mampu berkiprah dalam usaha reformasi birokrasi di tanah air.
Acara yang dipandu oleh Ali Abdillah, Sekretaris Jenderal PPI Belanda ini mengalir dengan lancar dan interaktif dan berhasil membangkitkan diskusi yang sangat menarik. Beberapa pertanyaan yang muncul mulai terkait isu reward dan punishment terhadap ASN, jenjang karir ASN pasca studi, sampai dengan efektifitas UU ASN, terutama ditengah kondisi politisasi birokrasi dan berpotensi membuat partai politik menyalahgunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Bapak Slamet Sudarsono dan bapak Yahya Hidayat pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengacu kepada UU AP dan UU ASN. Selain itu disampaikan juga bahwa saat ini terdapat Komisi ASN yang menampung keluhan/aduan masyarakat terkait dengan ASN yang disinyalir melakukan pelanggaran. Mereka akan menindaklanjutan laporan-laporan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan diakhiri dengan pembacaan puisi W.S. Rendra berjudul “Sajak Anak Muda” yang dibawakan oleh Yusran Abdillah dan lagu “Untuk Indonesia” yang dinyanyikan oleh Rasyida Noor dan Samuel Riko. Tak lupa suguhan makan malam bersama berupa nasi liwet khas solo dan snack martabak manis sebagai obat kangen tanah air membuat acara Ngopi Cantik menjadi semakin hangat dan akrab.
Foto : Masyitha Ambarwati
Berita ‘Ngopi Cantik’ di PPI Belanda :http://ppibelanda.org/ngopi-cantik-ppi-groningen/